SATUAN ACARA PENYULUHAN
“ASI
EKSKLUSIF”
DI RT 02 RW 12 KELURAHAN MOJO
KECAMATAN GUBENG SURABAYA
Disusun Oleh
:
KELOMPOK II
KELAS NON REGULER SEMESTER V
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN KAMPUS
SUTOMO SURABAYA
2015
Lampiran I
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Kesehatan Ibu dan Anak
Sub
topik : ASI Eksklusif
Sasaran : Warga RT 02 RW 12 Kelurahan Mojo
Kecamatan Gubeng
Tempat : Di Rumah Kader RW, RT
02 RW 12 Kelurahan Mojo Kecamatan
Gubeng
Hari
/ tanggal : Rabu, 28 Januari 2015
Pukul : 10.00 – selesai
Waktu
: 30 Menit
1. Tujuan
1.1 Tujuan
Umum
Setelah mendapatkan
penyuluhan selama 30 menit peserta dapat mengetahui tentang Penatalaksanaan Pemberian ASI Eksklusif.
1.2 Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan
penyuluhan tentang Penatalaksanaan Pemberian ASI Eksklusif, diharapkan peserta
penyuluhan dapat menjelaskan:
1.2.1
Pengertian/ Batasan ASI Eksklusif
1.2.2
Tujuan Pemberian ASI
Eksklusif
1.2.3
Manfaat ASI Eksklusif
bagi Bayi
1.2.4
Isi ASI Eksklusif -
Susu Formula
1.2.5
Keuntungan ASI Eksklusif dibanding
Susu Formula
1.2.6
Jumlah
dan Lama Pemberian ASI
Eksklusif
1.2.7
Cara Penyimpanan ASI Eksklusif
1.2.8
Cara Pemberian ASI
Eksklusif
1.2.9
Hal-Hal yang
Menyebabkan ASI
Eksklusif tidak diberikan
2. Materi
2.1 Pengertian/ Batasan ASI Eksklusif
2.2 Tujuan Pemberian ASI Eksklusif
2.3 Manfaat ASI Eksklusif bagi Bayi
2.4 Isi ASI Eksklusif - Susu Formula
2.5 Keuntungan ASI Eksklusif dibanding Susu
Formula
2.6
Jumlah dan Lama Pemberian ASI
Eksklusif
2.7 Cara Penyimpanan ASI
Ekslusif
2.8
Cara Pemberian ASI Eksklusif
2.9
Hal-Hal yang Menyebabkan ASI Eksklusif tidak
diberikan
3. Metode
Metode yang digunakan
adalah metode ceramah dan tanya jawab.
4. Media
Media yang digunakan
adalah lembar balik dan leaflet.
5. Daftar
Rencana Proses Penyuluhan.
No
|
Kegiatan
|
Waktu
|
Materi
|
Kegiatan
|
Penyaji
|
Peserta
|
1.
|
Pembukaan
|
5
menit
|
1.1 Mengucapkan
salam
1.2 Memperkenalkan
diri
1.3 Menjelaskan
tujuan
1.4 Menjelaskan
topik dan sub topik
1.5 Menjelaskan
kontrak waktu
|
Menyampaikan
salam, membuka acara penyuluhan
|
Menjawab
salam, memperhatikan dan mendengarkan
|
2.
|
Pelaksanaan Penyuluhan
|
15
menit
|
Pelaksanaan
Penyuluhan, menjelaskan :
2.1 Pengertian/Batasan
ASI Eksklusif
2.2 Tujuan
Pemberian ASI Eksklusif
2.3 Manfaat ASI Eksklusif bagi Bayi
2.4 Isi
ASI Eksklusif - Susu Formula
2.5 Keuntungan
ASI Eksklusif dibanding
Susu Formula
2.6 Jumlah dan Lama Pemberian ASI Eksklusif
2.7 Cara
Penyimpanan ASI
Eksklusif
2.8 Cara
Pemberian ASI Eksklusif
2.9 Hal-Hal
yang Menyebabkan ASI
Eksklusif tidak diberikan
|
Menyajikan materi penyuluhan,
menunjukkan gambar dan menjelaskan
|
Mendengar, melihat dan memperhatikan.
|
3.
|
Evaluasi
|
10
menit
|
1.
2.
3.
3.1. Memberikan
kesempatan kepada peserta untuk bertanya
3.2. Menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh peserta
|
Menjawab pertanyaan peserta
|
Bertanya kepada penyaji
|
4.
|
Simpulan
|
3
menit
|
Bersama peserta mengulas kembali
materi penyuluhan yang telah dibahas
|
Mengulas kembali materi yang telah
dibahas
|
Mendiskusikan, mendengar, dan
memperhatikan
|
5.
|
Penutup
|
3menit
|
1.
2.
3.
4.
5.
5.1.
Membagikan leaflet
5.2.
Menganjurkan kepada
peserta untuk membaca leaflet yang telah diberikan
5.3.
Salam penutup
|
Membagikan
leaflet pada peserta dan menganjurkan untuk membacanya, menyampaikan salam
penutup
|
Menerima
leaflet,
Melihat dan
bersedia membaca leaflet,
Menjawab salam
|
6. Pengorganisasian
6.1. Pembimbing :
1. Praktik Klinik
1) Wahyu
Eko S. Amd.Keb
2. Pendidikan
1) K.Kasiati,S.Pd.,M.Kes
2) Rekawati
S.M.,Kes
6.2. Moderator
: Widya Rismawati
Tugas :
Mengucapkan salam
Perkenalan
Menjelaskan tujuan
Menyampaikan topik dan sub topik
6.3.
Penyaji : Vivi Febrianti
Tugas : Menyajikan materi penyuluhan
6.4. Observer : Kristiani Pax Jufilia N
Tugas :
Menilai proses penyuluhan
6.5.
Demontrasi :
Frida
Anas A
Tugas : Mendemontrasikan cara menyusui
yang benar
6.6 Notulen :
Devira Puspita
Tugas
: Mencatat semua peserta yang
hadir
Mencatat semua pertanyaan peserta
7. Kegiatan
Evaluasi
7.1. Struktural
7.1.1.
Peserta hadir (85% = 28
orang) di Rumah Kader RW, RT 02 RW 12 10 menit sebelum
acara dimulai.
7.1.2.
Penyelenggaraan
penyuluhan dilakukan di ruang penyuluhan.
7.1.3.
Tidak ada peserta
penyuluhan yang meninggalkan tempat sebelum penyuluhan selesai.
7.2. Proses
7.2.1.
Masing-masing mahasiswa
bekerja sesuai tugas.
7.2.2.
Peserta memperhatikan
terhadap materi penyuluhan, serta peserta yang terlibat aktif dalam penyuluhan
75% yang hadir.
7.3. Hasil
yang ingin dicapai
Peserta
memahami penjelasan yang diberikan oleh penyuluh dan dapat menjelaskan kembali
tentang:
7.3.1.
Pengertian/Batasan ASI
Eksklusif
7.3.2.
Tujuan Pemberian ASI
Eksklusif
7.3.3.
Manfaat ASI Eksklusif
bagi Bayi
7.3.4.
Isi ASI Eksklusif -
Susu Formula
7.3.5.
Keuntungan ASI Eksklusif dibanding
Susu Formula
7.3.6.
Jumlah
dan Lama Pemberian ASI
Eksklusif
7.3.7.
Cara Penyimpanan ASI Eksklusif
7.3.8.
Cara Pemberian ASI
Eksklusif
7.3.9.
Hal-Hal yang
Menyebabkan ASI
Eksklusif tidak diberikan
7.4. Antisipasi
Masalah
1. Bila
pesert tidak aktif dalam kegiatan (tidak ada pertanyaan) fasiliator dapat
menstimulasi dengan cara berulang dengan pemberi materi dalam membahas materi
yang diberikan.
2. Pertanyaan
yang sekiranya tidak dapat dijawab oleh kelompok penyaji, hendaknya dilakukan
konfirmasi pada anggota organisasi yang lainnya.
MATERI
PENYULUHAN ASI AKSKLUSIF
1)
Pengertian/ Batasan ASI Eksklusif
Menurut Depkes
RI (2004) ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan
lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan
dalam tahap ASI eksklusif ini.
Menurut
Cadwell (2011) ASI eksklusif berarti bahwa bayi hanya mengkonsumsi ASI.
Menurut Khasanah (2011) ASI eksklusif adalah istilah untuk menyebutkan bayi yang
hanya diberi ASI, tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk,
madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat, misalnya pisang,
papaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi, tim, atau makanan lain selain ASI.
2)
Tujuan Pemberian ASI Eksklusif
Menurut
Zikra (2010) Adapun tujuan dalam pemberian ASI
eksklusi antara lain adalah :
1.
Komposisi ASI pada bulan pertama cukup untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi apabila ASI diberikan secara tepat dan benar sampai bayi
berumur 6 bulan pertama.
2.
Pemberian ASI eklsklusif
bertujuan unutk menghindari faktor alergi dalam pemberian makanan selain
ASI,karena sebelum usia anak 6 bulan system pencernaan bayi belum matur.
jaringan pada usus halus bayi pada umumnya seperti saringan pasir. Pori-porinya
berongga sehingga memungkinkan bentuk protein akan langsung masuk dalam system
peredaran darah yang dapat menimbulkan alergi
3)
Manfaat ASI
Menurut Khasanah (2011)
manfaat ASI bagi bayi,
antara lain:
1. ASI
adalah sumber nutrisi terbaik bagi bayi
2. ASI
meringankan pancernaan bayi
3. ASI
meningkatkatkan kekebalan tubuh bayi
Sedangkan manfaat
ASI bagi ibu, antara lain:
1. Tidak perlu
biaya
2. ASI tidak
pernah basi
3. Menimbulkan
rasa percaya diri ibu untuk menyusui
4. Praktis dan
tidak merepotkan
5. Menyusui
dapat menunda kehamilan
6. Mengurangi
risiko berat badan berlebih
7. Mempercepat
pengecilan ukuran rahim ibu
8. Mengurangi
risiko kanker payudara
9. Mengurangi
risiko kanker rahim
10. Mengurangi stress dan kegelisahan
11. Mengurangi risiko osteoporosis
4)
Dampak
Pemberian Susu Formula
Menurut Alison Stuebe (2009) bayi yang tidak mendapatkan ASI dapat terjangkiti masalah kesehatan
yang cukup fatal, seperti:
1.
meningkatkan resiko infeksi
berbahaya seperti infeksi telinga, infeksi perut, dan pneumonia (infeksi
paru-paru),
2.
resiko obesitas, diabetes tipe 1 dan 2, leukemia
3.
SIDS (sindrom kematian bayi secara tiba-tiba).
Menurut
Roesli (2005) dampak pemberian susu formula bagi bayi adalah :
1. Tidak
seluruh zat gizi yang terkandung di dalam susu formula dapat diserap oleh tubuh
bayi
2. Protein
yang dikandung oleh susu formula sangat terbatas
3. Beberapa
Susu Formula Tidak mudah dicerna oleh usus Bayi
4. Kekurangan
menghisap payudara sehingga mengurangi keeratan hubungan ibu dan anak
5. Harga
Lebih mahal karena harus membeli
6. Dapat
tercemar oleh polusi dan infeksi jika diberikan lebih dari 2-3 jam
7. Susu
formula memerlukan cara penyeduhan yang
benar baik takarannya maupun jumlah airnya.
2.6
Jumlah
dan Lama Pemberian ASI
Tidak
ada batasan dalam frekuensi (jumlah) menyusui dan hendaknya disesuaikan dengan
kebutuhan bayi. Dalam menyusui, sebaiknya tidak dijadwal, sehingga tindakan
menyusui bisa dilakukan di setiap saat, yaitu ketika bayi sedang membutuhkan,
karena ia akan menentukan sendiri kebutuhannnya. Ibu juga harus menyusui
bayinya jika menangis, bukan karena sebab lain (seperti kencing, kepanasan/
kedinginan, atau sekadar ingin didekap), apabila ibu sudah merasa perlu
menyusui bayinya.
Setiap
bayi baru lahir berhak mendapatkan ASI, karena dengan pemberian ASI dalam satu
jam pertama kehidupannya, maka bayi akan mendapat sumber gizi terbaik dan dapat
menyelamatkan jiwa bayi pada bula-bulan pertama yang rawan. Selain itu,
inisiasi menyusui dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI
eksklusif dan lama menyusui.
Dalam
hari pertama, produksi ASI belum banyak, sehingga ibu tidak perlu menyusui
terlalu lama, tetapi cukup beberapa menit saja untuk merangsang keluarnya ASI.
Pada hari-hari berikutnya, bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara
sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam.
Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan
mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian.
Untuk
menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara, maka sebaiknya setiap kali
menyusui harus dengan kedua payudara secara bergantian. Usahakan agar ibu
menyusui sampai payudara terasa kosong supaya ASI menjadi lebih baik. Setiap
kali menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan.
2.7
Cara
Penyimpanan ASI
Menurut Roesli
(2005), penyimpanan ASI dapat dilakukan selama:
1.
4-8 jam dalam suhu ruangan (190-250
C),
bila kolostrum (ASI yang keluar pertama kali dan berwarna kekuning-kuningan)
masih
bertahan selama 12 jam.
2.
1-8 hari di
lemari
es (0°-4°C)
3.
2 minggu
sampai 4 bulan di freezer lemari
es
4.
4 bulan dalam peti
freezer
ASI
adalah makanan mentah, dan meskipun mengandung banyak antibodi dan unsur
protektif lainnya, kita harus tetap hati-hati dalam pengumpulan, penanganan,
dan penyimpanan. Semua yang kontak/
bersentuhan
dengan ASI harus bersih dan kering. Jika bayi prematur, rentan, sakit, atau
dirawat inap mungkin terdapat kewaspadaan tambahan yang dianjurkan oleh
pengasuh atau rumah sakit. Misalnya, wadah tertentu harus diberi nama dan
disterilkan, bukan hanya bersih. Pada beberapa kasus, susu untuk bayi yang
dirawat inap mungkin harus dibekukan secepatnya atau tidak dibekukan.
Sebelum
diletakkan pada lemari es, sebaiknya ASI di tuangkan ke dalam gelas kaca untuk
mengurangi resiko kebocoran pada wadah penyimpanan ASI (Khasanah, 2011).
Sebelum
diberikan kepada bayi ASI yang dingin atau beku perlu dihangatkan terlebih
dahulu agar hangat atau mencair yaitu dengan cara :
1. Pilihlah
ASI beku yang disimpan sudah lebih lama
2. ASI
beku ini harus ditempatkan di lemari es pendingin supaya mencair ( harus
digunakan dalam 24 jam )
3. Wadah
ASI tersebut kemudian dicelupkan ke dalam air hangat, hingga ke bagian
penutupnya. Jangan mencairkan ASI pada suhu ruang, karena beresiko
terkontaminasi bakteri. Apalagi mencairkannya dengan microwave. ASI yang sudah dihangatkan tidak
boleh dikembalikan ke dalam lemari es.
2.8 Cara
Pemberian ASI
Menurut Khasanah (2011), beberapa pedoman
untuk menyusui, antara lain:
1. Segera
setelah bayi lahir.
2. Jangan
berikan makanan atau minuman selain ASI kepada bayi kecuali atas instruksi dari
dokter dengan alasan medis.
3. Berikan
ASI eksklusif selama 6 bulan pertama dan baru dianjurkan untuk memulai
pemberian makanan pendamping ASI setelah periode eksklusif tersebut.
4. Berikan
ASI pada bayi sesuai dengan dorongan alamiahnya yaitu semau bayi tanpa dijadwal.
Teknik menyusui yang benar, antara lain:
1.
Persiapan yang
perlu dilakukan agar ibu berhasil menyusui menurut Yuliarti (2010), antara
lain:
a.
Persiapan alat,
antara lain: kursi dengan sandaran tegak lurus, kursi kecil.
b.
Persiapan fisik ibu:
1). Saat hamil:
(1) Makanan yang bergizi disesuaikan dengan keperluan ibu hamil agar kenaikan
berat badan ibu selama hamil adalah sekitar 11 kg.
(2) Senam hamil
(3) Pemeriksaan kehamilan yang teratur.
(4) Cukup istirahat.
2). Saat nifas:
(1) Makan makanan yang bergizi dan seimbang.
(2) Senam nifas
(3) Pemeriksaan ibu nifas
(4) Cukup istirahat
3) Persiapan mental ibu:
1).Meyakinkan ibu bahwa menyusui merupakan proses
alamiah dan setiap ibu dapat menyusui, asalkan dilaksanakan dengan baik.
2).Menambah pengetahuan ibu tentang manfaat ASI,
sehingga ibu termotivasi untuk menyusui.
3).Mengikutsertakan suami dan anggota keluarga lain
untuk mendukung ibu dalam menyusui.
4).Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI
dan oleskan disekitar puting, lalu duduk dengan santai. Posisi kaki menempel
lantai dapat juga dibantu dengan kursi kecil.
2.
Pelaksanaan teknik
menyusui, menurut Khasanah (2011), antara lain:
1)
Bayi diletakkan
menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher
dan bahunya, karena akan membuat bayi kurang nyaman. Kepala dan tubuh bayi
lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting
payudara. Setelah itu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyentuh bibir bayi
ke putting payudara ibu, dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
2)
Segera dekatkan bayi
ke payudara, sehingga bibir bawah bayi terletak dibawah puting payudara.
3)
Ketika menyusui,
sentuh bibir bayi dengan ujung puting hingga bayi membuka mulutnya. Biarkan ia
membuka mulutnya sendiri hingga sampai sebagian besar areola (bagian berwarna
cokelat). Gerakan rahang dan bunyi tegukan memastikan ia menyusui dalam posisi
yang betul.
4)
Cara meletakkan
mulut bayi dengan benar, yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi
terbuka lebar, dan bibir bawah bayi membuka lebar.
5)
Jika bayi ingin
beralih payudara, alihkan bayi pada satu payudara, sehingga ia berhenti
mengisap. Cara melepaskannya yang sedang menyusu adalah dengan memasukkan jari
kelingking ibu yang bersih ke sudut mulut bayi dengan perlahan-lahan, atau
tekan dagu bayi ke bawah dengan lembut. Angkat bayi, sendawakan bayi dan
teruskan menyusui, sehingga ia merasa kenyang. Untuk menyusui yang berikutnya,
dimulai dari payudara yang terasa penuh.
6)
Selepas
menyusui, masukkan ujung jari kelingking ibu di ujung mulut bayi untuk
menghentikan isapan.
7)
Sendawakan bayi
setiap kali selesai menyusui. Menyendawakan bayi dilakukan dengan cara
menggendong bayi tegak dengan bersandar pada bahu ibu, lau tepuk bayi
perlahan-lahan. Selain itu, ia juga bias tidur tengkurap di pangkuan ibu.
Kemudian punggung bayi ditepuk perlahan-lahan. Jika ia tidak sendawa selepas 30
detik, ia mungkin tidak perlu disendawakan. Di sisi lain, menyendawakan bayi
pun dapat dilakukan oleh ayah.
2.8
Hal – hal yang
Menyebabkan ASI Eksklusif Tidak Diberikan
Menurut
Khasanah (2011) alasan ASI Eksklusif tidak diberikan, antara lain:
1.
Adanya perubahan struktur masyarakat dan keluarga
2.
Kemudahan-kemudahan yang didapat sebagai hasil kemajuan teknologi
3.
Meniru teman, tetangga, atau orang terkemuka yang memberikan susu
botol
4.
Meningkatnya promosi susu formula sebagai pengganti ASI
5.
Kenaikan tingkat partisipasi wanita dan emansipasi dalam segala
bidang kerja
6.
Merasa ketinggalan zaman jika menyusui bayi
7.
Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita
8.
Tekanan batin
9.
Faktor fisik ibu
10.
Kurangnya petugas kesehatan
11.
Pengaruh melahirkan di Rumah Sakit atau Klinik Bersalin
Menurut Roesli (2005), alasan ibu-ibu tidak menyusui
secara eksklusif sangat bervariasi. Namun, yang paling sering dikemukakan
sebagai berikut :
1.
ASI tidak cukup
2.
Ibu bekerja dengan cuti hamil tiga bulan
3.
Takut ditinggal suami
4.
Tidak diberi ASI tetap berhasil “jadi orang”
5.
Bayi akan tumbuh menjadi anak yang tidak mandiri dan manja
6.
Susu formula lebih praktis
7.
Takut badan tetap gemuk
DAFTAR PUSTAKA
Utami
Roesli. 2005. Mengenai ASI Eksklusif.
Jakarta
: Trubs Agri Widya
Karin Cadwell dan Cindy Turner. 2011. Buku Saku Manajemen Laktasi. Jakarta
: EGC
Nur Khasanah. 2011. ASI Atau Susu Formula Ya?. Jogjakarta : Flash Books
Nurheti Yuliarti. 2010. Keajaiban ASI. Jogjakarta
: ANDI
). [Lihat Alison Stuebe, The
Risks of Not Breastfeeding for Mothers and Infants, Rev Obstet Gynecol, 2009 Fall; 2(4):
222-231.]
ANGGOTA
KELOMPOK :
1.
Kristiani Pax Jufilia N
2.
Widya Rismawati
3.
Frida Anas A
4.
Vivi Febrianti
5.
Zulaiha Nurhayati
6.
Devira Puspita
Daftar Hadir
Penyuluhan Asi Eklusif
Di RT 02 RW 12
Kelurahan Mojo Kecamatan Gubeng Surabaya
No.
|
Nama
|
Alamat
|
Tanda Tangan
|
1.
|
|
|
1.
|
2.
|
|
|
2.
|
3.
|
|
|
3.
|
4.
|
|
|
4.
|
5.
|
|
|
5.
|
6.
|
|
|
6.
|
7.
|
|
|
7.
|
8.
|
|
|
8.
|
9.
|
|
|
9.
|
10.
|
|
|
10.
|
11.
|
|
|
11.
|
12.
|
|
|
12.
|
13.
|
|
|
13.
|
14.
|
|
|
14.
|
15.
|
|
|
15.
|
16.
|
|
|
16.
|
17.
|
|
|
17.
|
18.
|
|
|
18.
|
19
|
|
|
19
|
20
|
|
|
20
|
21
|
|
|
21
|
22
|
|
|
22
|
23
|
|
|
23
|
24
|
|
|
24
|
25
|
|
|
25
|
26
|
|
|
26
|
27
|
|
|
27
|
28
|
|
|
28
|
29
|
|
|
29
|
30
|
|
|
30
|
31`
|
|
|
31
|
32
|
|
|
32
|
33
|
|
|
33
|
34
|
|
|
34
|
35
|
|
|
35
|
36
|
|
|
36
|
37
|
|
|
37
|
38
|
|
|
38
|
39
|
|
|
39
|
40
|
|
|
40
|
Surabaya, Januari 2015
Kelompok Penyaji
Mengetahui
Pembimbing
1.
Wahyu Eko S. Amd.Keb
2. K.Kasiati,S.Pd.,M.Kes
3.
Rekawati S.M.,Kes
LIRIK LAGU ASI
EKSKLUSIF
Oleh : kelompok II
semester V
1. nada:
helli
ibu punya air susu
itu namanya ASI
diminumkan
setiap hari
bayi
sehat bergizi
ASI,
prok prok prok
eksklusif,
prok prok prok 6 bulan
lamanya
ASI,
prok prok prok
eksklusif,
prok prok prok, tanpa tambahan
lainnya
2. nada:
rek ayo rek
bu
ayo bu, beri bayi ASI eksklusif
bu
ayo bu, hanya 6 bulan lamanya
hanya ASI
makanan bayi yang sehat
beri
ASI gunakan teknik
yang tepat
tidak
pakai nasi pisang susu sapi
hanya
ASI ekonomis dan bergizi
ASI
diminumkan bayi setiap
hari
buat bayi sehat tuk bangsa dan negri